KUDUS, ansorkudus.or.ID – Rabithah Ma’ahad Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Kudus mengadakan halaqoh santri. Dengan mengusung tema “Pesantren Sehat, Indonesia Kuat”, RMI NU Kudus menghadirkan dua narasumber, yakni dokter spesialis anak Abdul Hakam, dan Dyah Citrawati seorang psikolog, di Gedung Serbaguna Darul Hadlonah Kudus (4/2).
Sebanyak seratus orang pengasuh dan pengurus pondok pesantren se-Kabupaten Kudus mengikuti kegiatan ini. Dalam halaqoh santri kali ini, RMI NU Kudus ingin mengedukasi kepada pengasuh pondok pesantren supaya siap menghadapi musim pancaroba.
Khifni Nasif, sekretaris RMI NU Kudus, mengatakan masa pergantian musim sering mendatangkan berbagai macam penyakit seperti gatal-gatal dan demam berdarah. Karenanya pengasuh pondok pesantren perlu mengantisipasi dan memperhatikan hal ini, supaya santri tetap sehat.
Gus Khifni menambahkan selain kesehatan jasmani, pengasuh pondok pesantren juga harus memperhatikan kesehatan mental santri. Meskipun gojlokan sudah menjadi umum di lingkungan pondok pesantren, jangan sampai terjadi pem-bully-an terhadap santri terutama pada anak-anak. Karena jika gojlokan terlalu sering dilakukan terhadap anak, maka akan berdampak kurang baik terhadap psikologi anak.
Hadirnya psikolog diharapkan mampu memberikan pengarahan kepada pengasuh pondok pesantren untuk meminimalisir gojlokan terhadap anak di lingkungan pesantren.
“Kita tau di dunia pesantren, santri lintas generasi kumpul jadi satu, sehingga gojlokan itu pasti terjadi, sehingga tidak menutup kemungkinan psikologi anak terpengaruh dengan gojlokan tersebut. Setidaknya, pengasuh tahu bagaimana menghadapi dan memperlakukan para santri dengan berbagai kondisi psikis yang berbeda-beda,” harap Gus Khifni. (*)
Penulis : Ahmad Syarif
Editor : Abdul Rochim