KUDUS, ansorkudus.or.ID – Selepas acara Ansor Corner Club (ACC) di MA NU Nurul Ulum Jekulo awal April lalu, Tradisi Bulusan kembali dibuka untuk umum setelah dua tahun digelar secara terbatas.
ACC yang dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat seperti Masan, ketua DPRD Kudus, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Disbudpar Mutrikah, Camat Jekulo Agus Susanto, akademisi Abdul Jalil hingga kades setempat waktu itu membahas tentang revitalisasi even budaya.
Meski puncak acara tradisi syawalan pada hari ini, Senin (9/5). Namun, keriuhan sudah terlihat seminggu yang lalu. Para pedagang memadati akses masuk dari Jalur Pantura menuju Makam Mbah Dudo yang terletak di Dukuh Sumber.
“Tahun ini tradisi bulusan kembali diadakan dan terbuka untuk umum,” kata Fatoni, Kepala Dukuh Sumber Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus.
Kembali digelarnya tradisi Bulusan telah menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam acara ACC.
Statemen penutup Sya’roni Puas (presiden ACC) kala itu “Tradisi bisa menyatukan bangsa dan menguntungkan kita bersama,” benar-benar terwujud melalui tradisi Bulusan tahun ini.
Menanggapi hal ini, Ketua Ansor Kudus Dasa Susila menyambut positif dan berkomitmen untuk terus memberikan solusi pada permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
“Diskusi Ansor bersama stakeholder terbukti dapat mengambil peran untuk melestarikan kebudayaan dan tradisi di Kudus,” tegas Dasa. (*)
Penulis : Gunawan Setiyadi
Editor : Abdul Rochim