KUDUS, ansorkudus.or.ID – Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor (PR GP Ansor) Pasuruhan Kidul mengadakan acara majelis dzikir dan sholawat Rijalul Ansor di Masjid Baitul Muttaqin pada sabtu (18/06). Tema yang diangkat oleh Rijalul Ansor yakni tentang ilmu.
Majelis ini dihadiri Kiai Abdul Hadi dari Kudus sebagai pemateri, Tim Rebana Ar-Rijal sebagai pembaca maulid dan salawat, serta mengundang seluruh Banom NU dan Jamiyah se-Pasuruhan Kidul.
Pertama kali yang sampaikan oleh Kiai Abdul Hadi adalah mengenai usulan pada saat peringatan maulid Nabi kedepan alangkah baiknya jika bisa dihadiri oleh Habaib. Alasannya, diharapkan bisa memperluas serta meraih pandangan-pandangan Rasulullah SAW.
Beliau juga berpesan “Orang yang memiliki ilmu dan memiliki pengetahuan berarti orang tersebut adalah warisannya Nabi yaitu Ulama”. Karena itu, derajat paling tinggi setelah Nabi adalah para Ulama sebagai warisan Nabi.
Orang islam hancur gara-gara banyak yang meninggalkan ilmu. Terbukti bahwa pengajian kitablah yang justru benar-benar dengan mudah masuk ilmunya, tetapi masih banyak yang mengabaikan. Karena ilmu itu terbagi menjadi tiga yaitu pembenaran I’tikad, Ilmu fiqih, Ilmu tasawuf (pembersihan hati).
Beliau juga mengapresiasi Rijalul Ansor Pasuruhan Kidul yang dihadiri banyak Jamaah. Karena di desa Pasuruhan Kidul Jamaah bisa lebih dari 20 orang sedangkan di beberapa desa lain tergolong minim. “Meskipun Jamaah nya sedikit, saya siap datang untuk menyebarkan ilmu”, pesan Kiai Abdul Hadi.
Seperti contoh Nabi Nuh yang berdakwah 950 tahun tapi hanya 80 pengikut yang beliau bimbing. Karena itu, semua tokoh serta para kader muda NU harus berani untuk memperjuangkan ilmu dan menyebarkan ilmu meskipun hanya satu alif saja.
Orang yang senantiasa berjalan di jalan Allah SWT akan diberikan jalan yang terbaik oleh-Nya.Terakhir beliau berpesan bahwa ada 3 perkara yang sukar diobati. Pertama, Alkasam maal fakr (orang faqir yang susah dinasihati). Kedua, orang tua yang sedang sakit-sakitan dan yang terakhir jika ada orang yang bertikai karena hasutan.
Kegiatan majelis ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan keilmuan, khususnya masyarakat Desa Pasuruhan Kidul. Kedepan, kegiatan majelis dzikir dan salawat akan dilakukan secara rutin sehingga dapat terus konsisten dalam berkhidmat di NU. (*)
Penulis : M. Choirul Hidayat
Editor : Gunawan TB Setiyadi