KUDUS, ansorkudus.or.ID – Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda (PR GP) Ansor Pasuruhan Kidul Sabtu malam (17/12) mengadakan rutinan Majelis Dzikir dan Salawat Rijalul Ansor (MDS RA) bertempat di Masjid Baitulmuttaqin Desa Pasuruhan Kidul.
MDS RA dihadiri oleh Kiai Hisyam Usyriya dan diiringi grup rebana Arrijal Pasuruhan Kidul, serta diikuti Pengurus Ranting NU beserta badan otonom dan Jam’iyyah majelis ta’lim Se Pasuruhan Kidul.
Dalam sambutannya, Adriyanto selaku Ketua PR GP Ansor Pasuruhan Kidul menyampaikan bahwa majelis dzikir dan salawat merupakan program kerja dari Rijalul Ansor yang dilaksanakan tiga bulan sekali. “Malam ini sudah empat kali pertemuan, Ngaji jangan cuma tiga bulan sekali, tapi harus setiap hari,” pesan Adriyanto.
Dilanjutkan dengan kajian yang disampaikan Kiai Hisyam Usyriya. Beliau menjelaskan hadits riwayat Abu Dzar tentang hadirnya seseorang di majelis orang alim lebih utama dari seribu rakaat sholat sunnah, lebih utama dari menjenguk orang sakit, lebih utama dari menyaksikan (mengantar) seribu jenazah.
Kiai Hisyam juga menyampaikan dawuh dari KH. Maemoen Zubair untuk tidak melupakan empat hal yaitu tahlilan, sholawatan, manaqiban (wasilah), dan ziarah kubur. Disampaikan juga dzikir harus memiliki guru dan bersanad yang ujungnya sampai baginda Nabi Muhammad SAW.
“Jangan sampai salah dalam memilih guru. Dzikir yang baik mengucapkan istigfar, sholawat, Robithotul Qobri (mengingat kematian) dan Robithotul Mursyid (mengingat guru),” terang Kiai Hisyam.
Dzikir itu ada 2 hal, yaitu dzikir jahr dan dzikir khofi (samar). Dzikir jahr adalah dzikir yang dilakukan dengan lisan dan dzikir khofi (samar) adalah dzikir yang dilakukan dengan hati. Karena dzikir khofi (samar) jika dilakukan akan menenangkan hati dan pikirannya dari sifat Riya’ dan Takabur.
Dalam menjalankan dzikir ini ada dalil yang dijelaskan dalam Al-Qur’an “Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah” (QS. Al-A’raf/7:205). Abu Awanah dan Ibnu Hibban meriwayatkan dalam hadits shohih “Sebaik-baik dzikir adalah dzikir khofi (samar) dan sebaik-baik rizqi adalah rizqi yang cukup” (HR. Baihaqi).
Diakhir kajian Kiai Hisyam berpesan agar setiap melakukan dzikir diusahakan sholat sunnah terlebih dahulu, minimal dua rakaat atau 4 rakaat. (*)
Penulis : Khoirul Hidayat
Editor : Gunawan TB Setiyadi